Oleh: Yati Azim
Ketika kita menyusuri hari demi hari, kita tak selalu dalam rasa yang tetap. Kadang, ada rasa nelangsa dan gundah. Bisa saja ada keinginan untuk meratapi kehidupan, sebab warna kehidupan kadang berubah tak selalu sama. Pada lain waktu, kita ingin keluar dari rasa yang seakan tak berpihak pada fitrah.
Apalagi saat ini, ujian dari berbagai aspek seakan menyerang. Segalanya menjadi ujian yang sangat berat. Tak heran, akibat masalah ekonomi ada yang mencuri, korupsi, wanita menjual diri, menipu hingga ada yang membuka transaksi ribawi. Astaghfirullah.
Ya, inilah hidup. Tak selalu cerah, bak cuaca yang bisa saja panas atau dingin. Kita selalu menghadapi hal-hal yang menuntut kita untuk tetap bertahan. Bertahan pada satu kata. Takwa!
Apapun kondisinya. Apapun keadaannya. Ujian itu pasti akan datang. Sebab, hidup tak selalu ceria. Bisa jadi, di balik rasa ini ada berjuta Ibhroh yang manis dan nikmat. Hanya saja kita tak menyadarinya. Sungguh, membenarkan yang datang dari Illahi akan menjadi manusia yang teruji.
Yang terpenting bagi kita adalah istiqamah. Sebab, inilah yang tak boleh dilalaikan. Ujian boleh saja membuat kita resah dan gundah. Tapi, jangan pernah ada keinginan untuk berpaling dari kebenaran. Sebab, jika kekuatan ini kita cabut maka sama saja kita menghalalkan problem terus membersamai.
Misalnya, karena ingin cepat terpenuhi kebutuhan lalu nekat membuka prostitusi online. Ujungnya, ia akan merusak kehidupan sosial. Iapun bisa saja akan menderita akibat diserang penyakit kelamin. Atau, keluarganya akan menjadi musuh akibat salah ambil jalan. Ujungnya ia akan menderita. Di akhirat pun Allah ﷻ akan menimpakan azab jika tidak segera bertaubat.
Padahal bisa saja di tengah dilema kita langsung beristighfar, sholat, membaca Al-Qur'an dan hal-hal yang menuntun untuk takwa. Ya, hanya modal yakin ada kebaikan yang banyak. Kebaikan yang Alah ﷻ janjikan. Teruslah khusyuk tersebab dekatnya kita pada pertolongan. Kita tak sendiri, ada Allah ﷻ bersama hambaNya yang yakin. Cepat atau lambat kita akan bahagia. InsyaAllah.
Dari sini, mari kita berpikir cemerlang. Janganlah kita seperti manusia yang menyelisihi dan memusuhi Islam. Sebab, mereka manusia yang sudah Allah ﷻ gambarkan di dalam Al-Qur'an, manusia yang kelak akan menyesali perbuatannya. Sedangkan, pertolongan itu hanya milik Allah ﷻ semata. Dan kita pasti membutuhkan pertolongan itu, pertolongan disaat tak ada satupun yang bisa memberikan pertolongan selain Allah ﷻ.
Buang semua keinginan salah. Keinginan yang merusak manusia dari jalan Allah ﷻ. Karena itu bagian dari cara syaitan. Jalan yang memalingkan manusia. Dari jaman Rasulullah ﷺ, betapa mereka yang mengingkari itu tak ada yang selamat.
وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَٰنِ مُحْدَثٍ إِلَّا كَانُوا عَنْهُ مُعْرِضِينَ
"Dan setiap kali disampaikan kepada mereka suatu peringatan baru (ayat Al-Qur’an yang diturunkan) dari Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka selalu berpaling darinya." (TQS. Asy Syu'ara: 5)
Kita, mari dekap dan mendekat kepada ayat-ayat Allah ﷻ. Inilah, bukti hamba yang takwa. Disaat apapun itu, ia tak pernah berpikir untuk berpaling. Justru manusia pilihan akan sabar dalam takwa. Apa yang datang dari Allah ﷻ adalah kebaikan.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
發佈留言