Oleh: Ramsa
Setiap manusia butuh belajar. Sejak kecil kita sudah belajar. Belajar makan, belajar memegang, belajar bicara. Segala sesuatu butuh dipelajari dan butuh ilmu. Belajar butuh banyak kesediaan dan pengorbanan. Kesediaan untuk bersusah payah dalam menuntut ilmu. menuntut ilmu butuh keikhlasan dari diri.
Tatkala menuntut ilmu akan ada banyak gangguan dan hambatan. Hambatan tersebar biasanya dari diri sendiri yang tiada disadari. Maka perlu bekal dan adab agar betah dalam berlama-lama dengan ilmu. Bisa terpatri keikhlasan dan keridhoan. Jauh dari sikap futur dan malas.
Menghargai ilmu dan pemilik ilmu, agar bisa mendapatkan ilmu. Tidak cepat menyerah mendalami ilmu yang tak kunjung dipahami. Memyiapkan hati yang ikhlas tawadhu dan siap diisi, sehingga hati jadi wadahnya ilmu. Senantiasa berdoa agar diberi ilmu oleh sang Pemilik Ilmu.
فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَآءِ أَخِيهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَآءِ أَخِيهِ ۚ كَذٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ۖ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِى دِينِ الْمَلِكِ إِلَّآ أَنْ يَشَآءَ اللَّهُ ۚ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَآءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِى عِلْمٍ عَلِيمٌ
Fa bada`a bi`au'iyatihim qabla wi'ā`i akhīhi ṡummastakhrajahā miw wi'ā`i akhīh, każālika kidnā liyụsuf, mā kāna liya`khuża akhāhu fī dīnil-maliki illā ay yasyā`allāh, narfa'u darajātim man nasyā`, wa fauqa kulli żī 'ilmin 'alīm
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. (TQS. Yusuf : 76)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
發佈留言