Oleh: Sri Purwanti
'Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah'
Begitu ungkapan yang sudah tidak asing lagi di tengah kita. Ungkapan tersebut ternyata bukan sembarang ungkapan. Melainkan bersumber dari sabda Rasulullah ﷺ.
Di dalamnya terkandung anjuran untuk memberikan rezeki yang dipunya (bersedekah) kepada yang membutuhkan (tangan di atas).
Meski begitu, bukan berarti orang yang merasa dalam kekurangan boleh meminta-minta (tangan di bawah).
Hendaknya setiap orang berusaha sesuai kemampuan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bukan menjadi malas, dan memilih tak mau berupaya. Bukankah rezeki kita telah dijamin oleh-Nya?
Dalam AlQur'an surat Al-Baqarah ayat 263 Allah ﷻ menerangkan,
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
Perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun.
Ayat ini mengarahkan pada keseimbangan, di mana tak ada umat yang terlunta-lunta dalam kemiskinan. Di sisi lain, tak ada pula orang kaya yang kikir akan hartanya. MasyaAllah, betapa indahnya Islam mengatur hal tersebut.
Dalam bersedekah. Allah pun memberikan rambu-rambu agar amalan tersebut tak sia-sia.
Di antaranya meluruskan niat, hanya mengharapkan keridaan Allah semata. Sebagai seorang muslim. Kita tentu memahami bahwa ini adalah perkara wajib yang tak boleh ditinggalkan dalam aktivitas apapun.
Juga tak pernah mengungkit dan menyebut-nyebut pemberian. Karena hal itu bukan hanya akan menyakiti hati penerimanya. Tapi juga mampu membatalkan pahala bagi pemberinya. Naudzubillahi min dzalik.
Bahkan, disebutkan pula. Jika memang tak mampu melakukannya. Maka berkata yang baik dan saling memaafkan bahkan lebih baik dari pada sedekah yang membuat hati gundah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
發佈留言