Oleh: Eni Imami
"Panjang umurnya, Panjang umurnya, Panjang umurnya serta mulia, Serta muuliia, Serta muuliiaa,"
Pernah dengar lagu itu kan? Biasanya dinyanyikan di momen bergantinya usia. Diucapkan sebagai doa semoga dipanjangkan usianya serta diberikan kemuliaan.
Usia yang panjang, sepanjang apa usia yang diharapkan? Seratus tahun? Dua ratus tahun? Untuk apa usia yang panjang itu diminta?
Dipanjangkan usianya bisa berupa waktu usianya ditambah. Semakin lama hidupnya di dunia. Namun, bisa juga waktu tetap tetapi penuh berakah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
"Dan (hendaklah diingat bahwa) siapa yang Kami panjangkan umurnya, Kami balikkan kembali kejadiannya (kepada keadaan serba lemah; hakikat ini memang jelas) maka mengapa mereka tidak mau memikirkannya?" (Qs. Yasin: 68)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya bahwa Allah ﷻ menceritakan tentang anak Adam manakala usianya dipanjangkan. Allah ﷻ kembalikan ia pada keadaan lemah sesudah kuat dan lelah sesudah semangat.
Di dalam surat Ar-Rum dan An-Nahl, Allah juga menerangkan hal yang sama. Dimana Allah menciptakan manusia awalnya dalam keadaan lemah, kemudian Allah jadikan kuat ini yang disebut usia produktif, kemudian Allah jadikan lemah kembali. Dengan tanda tumbuhnya uban, sampai pada usia yang paling lemah (pikun).
Hal ini patut kita renungkan, bagaimana awal mula keberadaan kita yang tentunya akan berakhir di usia tua, bahkan jika dipanjangkan usianya ada yang mengalami kepikunan. Jadi, dunia ini bukan untuk menetap. Ada negeri akhirat yang abadi. Maka, mau meminta sepanjang apa usia yah dimiliki? Toh nantinya akan kembali kepada kelemahan sebagaimana awal mula diciptakan.
Berapapun usia kita pada akhirnya akan mati, mari kita jadikan dan memohon kepada Allah usia yang berkah. Tengoklah usia para Imam besar seperti Imam Syafi'i. Usia beliau hanya puluhan tahun, tidak sampai ratusan. Tetapi keberkahannya terus mengalir hingga sekarang. Melalui ilmu dan karya beliau yang masih dinikmati oleh umat Islam hingga hari ini.
Raga boleh tutup usia, tetapi buah pikiran bisa menjadi warisan. Meninggalkan jejak yang terus mengalirkan pahala. Inilah keberkahan usia yang harus kita usahakan.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
發佈留言