Oleh: Tini Ummu Faris
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Sahabat, ayat di atas mengingatkan kita tentang beberapa hal, yaitu larangan berprasangka dan larangan menggunjing.
Menggunjing atau ghibah atau membicarakan orang lain merupakan hal yang dilarang tetapi banyak orang yang secara tak sadar melakukannya. Bahkan yang lebih miris, ada yang sadar menggunjing tetapi dilanjutkan terus. Bahkan ada juga yang difasilitasi oleh media.
Di masyarakat menggunjing di kenal dengan istilah menggosip. Gosip, digosok makin sip. Astagfirullah... Kadang tidak sengaja saat kumpul dengan teman yang awalnya mengobrol topik tertentu, eh malah jadi belok gibah. Kalau sudah begitu, harus ada yang mengingatkan dan meluruskan kembali perbincangan. Namun, banyaknya justru lanjut gosip. Astagfirullah...
Peringatan dari Allah di ayat di atas sebenarnya sangat jelas. Menggunjing diibaratkan dengan memakan bangkai saudara sendiri. Tentu tak ada yang mau bukan!
Karena itu, sejatinya orang mukmin hendaknya senantiasa berupaya menjaga lisannya agar tak menyakiti orang lain.
Bila sudah terlanjur menggibah, hendaknya meminta maaf kepada orang yang digibahi, jangan ditunda karena khawatir terlewat dan keburu meninggal.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
發佈留言